Senin, 28 Juni 2010

Malam Tanpa Langit

Yahh... mungkin ini bukan cerita lucu seperti yang sudah-sudah... ini cerita sedih yang membuat orang bisa meneteskan ingus nya.. hati-hati ingusnya jangan sampe jatoh d atas keyboard...
Huufftt.. kejadian ini aq rasakan ketika aq merantau k Ibu Kota kita.
bagi yang ga tau Ibu Kota kita apa silahkan tanya pada daun-daun yang berguguran...
Mengingat ke beberapa waktu yang lalu saat aq masih d kota Banda Aceh bersama personel PTC lain nya.. hampir setiap hari kami bermain bersama, latihan band, belajar mencium jempol kaki sambil berdiri, bahkan sampai berlatih menirukan suara Wewegombel...
Tetapi keadaan berubah 183o ketika aq mulai berangkat k Jakarta untuk kuliah.. d sini aq merasakan bagaimana indah nya duduk kalem d rumah seharian..
tidak ada teman..
tidak bisa nonton TV..
tidak bisa makan dengan tangan (harus dgn garpu dan sendok)..
tidak bisa menggaruk pant*t..
ditambah dengan tumbuh panjang nya bulu ketiak yang membuat gatal setiap saat..
aarrrggg... sungguh menyiksa...
Bahkan beberapa hari aq tidak melihat biru nya langit.. terang nya bintang d malam hari.. aq hanya bs berimajinasi sedang main tennis meja dan itu cukup membuat badan qu bugar..
Saat malam tiba pun aq harus melakukan taekwondo, karate, silat, wushu, kungfu, dan tai gigi untuk melawan nyamuk-nyamuk yang kian menantang.. bahkan aq mengeluarkan jurus rahasia “jurus simelekete Alala BumBum” pun tak mampu melawan nyamuk-nyamuk yang sudah terlatih DeNsus’88...
huufftt... aq berharap semua orang d rumah qu ini dapat mengerti..
bahwa aq tidak rabies, jadi gak perlu sampe d kurung d Rumah sampe seharian..

by : Aan PTC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar